Kamis, 09 Agustus 2012

Cerita Kemurnian Cinta

Cerita Kemurnian Cinta
Masih adakah cinta sejati, jaman boleh saja berubah dengan kemajuan pemikiran manusia yang pesat dan boleh juga berubah karena memang sudah waktunya berubah. Namun adakah sebuah perubahan dalam cinta. Inilah yang mungkin sudah punah di telan oleh perubahan jaman, murikah cinta saat ini atau karena keupasan hanya memberikan kepuasan batin yang tak terkendali ataukah karena status yang memberi dorongan harus punya sebuah cinta. Mari kita simak cerita ini, yang pernah saya tonton sebuah cerita kemurnian cinta walau semuanya berubah dari awal dan juga pada akhirnyapun tak ada perubahan. Seorang wanita yang mengalami enyakit leokimia sedang memadu cinta dengan seorang lelaki yang sehat dan sungguh tampan dan elok rupanya. Waktu sisa 60 hari dalam kehidupan wanita itu demikan vonis dokter, namun kekasihya tetap melayani dan setia mencintainya. Suatu saat karena cinta yang mendalam wanita ini mengusir lelaki tersebut untuk pergi darinya. Lelaki itupun pergi dan dalam hati timbul pertanyan, apa yang dia cari ketika semua cinta itu mengusir dirinya untuk pergi. Dalam kehidupannya tak di temkan citanya lagi, kekosongan dalam dirinya membuat lelaki itu pergi kembali menemui cintanya lagi. Dalam kesedihan wanita itu menerima kembali sang kekasih yang tulus murni mencintainya. Kemudian lelaki itu memegang tanganya dan memberikan cincin perniahan, ternyata lelaki itu mengajaknya untuk menikah. Tangis kegembiraan dan kesedihan timbul namun itu harus diterimanya demi sebuah cinta yang hanya bisa di nikmati dalam waktu sekejap. Menikahlah mereka, bersama memadu namun tak seperti layaknya kebahagiaan kehidupan manusia yang sehat. Mereka berpergian dengan sepeda saja namun tak bisa di bonceng di belakan. Harus hati – hati dan pelan untuk berkendara. Pantai indah membuat mereka bahagia walau wanitanya hanya bisa duduk di pangkuan lelaki kekasihnya. Bahagia juga datang demia sebuah cinta yang tulus, pantai terlihat matahari terbenam. Indah memukau sebuah waktu yang tak ingin mereka lalui dengan cepat, secepat hari berganti. Tepat 60 hari wanita itu bangun pagi dngan darah yang keluar dari mulutnya dan berakhirlah hidupnya. Tangis sedih kecewa dan semuanya menjadi satu dalam hati si lelaki itu, namun dia harus rela untuk pergi selamanya. Awal memberikan cintanya seorang laki – laki tahu apa yang terjadi dan akhirpun lelaki itu tahu apa yang akan terjadi, tapi cintanya tak pudar demia sebuah keadaan. Situasi boleh demikian namun respon sebuah cinta yang tetap terjaga demi sebuah kebahagian walau hanya sesaat. Disinilah sebenarnya kemurnian cinta, bukan karena ingin memuaskan batin saja cinta itu ada, bukan karena materi saja cinta itu bertumbuh, dan bukan karena sebuah keterpaksaan cinta itu murni. Dalam semua itu cinta haruslah murni karena sudahlah kita memilih demi sebuaah keindahan walau itu hanya sesaat. Berikanlah cinta kita kepada pasangan yang telah kita pilih, jangan karena keadaan yang membuat kita ergi meninggalkan cinta murni itu. Walau apapun yang terjadi marilah kita belajar untuk memberikan yang terbaik kwalitas cinta kita kepada pasangan yang sudah kita ilih. Salam perubahan dari saya Mulyono Subroto, pembaca yang terkasih saya dapat memberikan pelayanan motivasi di perusahaan – perusahaan dan organisasi dengan menghubungi saya di 0380 8111788, juga pembaca bisa mendapatkan kata –kata motivasi dari saya di toko - toko buku seperti Kalam Hidup, Gramedia dan lain – lain atau add di facebook saya dengan alamat moel_kpng@yahoo.com.http://bit.ly/progresifkupang.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar