Jumat, 13 Januari 2012

Bahasa Keakuan

Bahasa Keakuan



Pembaca yang terkasih, dalam pengalaman hidup banyak orang bertutur, tentang keakuan yang sangat akut, seakan badan dan jiwa ini sudah dipenuhi oleh sayap-sayap diri keegoisan yang siap membawa kita terbang tinggi-tinggi, oleh keakuan. Padahal jika kita mau menyadari bahwa kepandaian, keberhasilan, dan juga kebahagiaan itu berasal dari Sang Maha Kuasa agar kita dapat menikmatinya. Berusaha, belajar dan berjuang demi hidup adalah yang seharusnya kita lakukan, demi untuk menjalankan fungsi kita dalam dunia ini, yang sudahlah Sang Maha Kuasa rancangkan. Mari kita lihat bintang – bintang di langit pada malam hari, yang menghiasi indahnya malam untuk bisa kita nikmati. Walau kelihatan seperti kunang – kunang namun tak pernah bintang – bintang itu merasa kurang. Keakuan sudahlah tak ada, walau sebenarnya dia tinggi diatas, keakuan sudahlah tidak ada walau sebenarnya dia berfungsi untuk member keindahaan yang nyata. Keakuan sudah menjadi sebuah bahasa yang mendunia ketika kita melihat betapa banyaknya tentang bahasa keakuan yang kita lihat saat ini. Namun mari tinggalkan semua bahasa keakuan itu, dan mulailah kita mau melihat bahwa ada sebuah bahasa kebersamaan walau itu hanya bersama dengan orang – orang terdekat kita, orang – orang yang kita cintai dan orang – orang yang layak sebenarnya mendapatkan bahasa kebersamaan dari kita. Jika tadi bintang – bintang di sebut kunang – kunang tak mebiarkan dirinya emosi hingga tak lagi mengeluarkan cahayanya. Kunang – kunangpun tak akan merasa emosi jika di sebut dirinya kecil dan tak berguan, sebab kunang – kunang juga dapat menjadi pahlawan di tengah hutan yang gelap untuk menerangi perjalanan menuju sebuah tujuan. Artinya jika kita menjadi orang besar sadarlah akan fungsi kita dalam kebesaran itu, namun jika kita masih kecil sadarlah bahwa kita juga akan menjadi seorang pahlawan walau hanya di sebuah keadaan yang kecil. Marilah kita merubah sikap keakuan kita menjadi kebersamaan yang indah dan marilah kita merubah kekurangan kita menjadi bahasa sadar akan sebuah fungsi yang nyata. Besarlah dengan kebesaran kita yang memiliki kerendahan hati dan bebesar hatilah jika kita masih berada dalam sebuah ruang yang kecil, sebab seberapa kecilnya kita pastilah kita juga memiliki sebuah fungsi. Salam perubahan dari saya Mulyono Subroto dan pembaca yang terkasih saya dapat memberikan pelayanan motivasi di perusahaan – perusahaan dan organisasi dengan menghubungi saya di 0380 8111788, juga pembaca bisa mendapatkan kata –kata motivasi dari saya setiap hari di facebook atau twitter saya dengan alamat mulyono soebroto untuk facebook dan mulyonosoebroto untuk twitter.

2 komentar:

  1. Luar biasa ulasannya pak Mulyono.
    Setiap dari kita diciptakan oleh Tuhan bukan tanpa maksud, meminjam kalimat Einstein bahwa Tuhan pasti tdk sdg bermain dadu ketika menciptakan dunia, demikian jg halnya ketika menciptakan kita manusia. Manusia diciptakan unik, artinya tdk ada 2 manusia yg persis sama. Anak kembar saya walaupun kembar identik dan wajahnya mirip, tp dlm bbrp hal mrk berbeda. Demikian jg setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, namun semuanya pasti ada gunanya. Bahkan sebuah baut pun ada gunanya. Bayangkan seandainya pencurian baut tempo hari tdk dpt dikendalikan maka jembatan suramadu sdh tinggal kenangan.
    www.suhartono-chandra.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Thanks ya pak atas semua supportnya pak Suhartono..sungguh memberikan motivasi kepada saya untuk selalu berkarya bagi saya dan juga kepada sesama...amin..terima kasih sekali lagi ya pak...

    BalasHapus