Rabu, 15 September 2010

BENCI

BENCI

Pembaca yang terkasih, walau kita tak pernah menjadi orang terkenal,walau kita tak punya jabatan yang tinggi dan walau kita tak ada gelar yang menghiasi nama, isilah hari-hari kita dengan membuat orang lain tersenyum dan buatlah orang lain mengikuti teladan kita dan pakailah waktu kita untuk kebaikan sesama. Banyak orang saat ini mencari kehormatan semata, padahal kita tahu bahwa, kehormatan itu akan datang jika kita menjadi teladan dalam hidup. Lakukan segala sesuatu yang bila orang lain melihat apa yang kita lakukan itu akan mersa hormat terhadap kita. Namun yang kita lihat saat ini banyak orang yang mencari kehormatan demi kenaikaan tarap hidup dalam dunia ini. Memang hal ini merupakan hal biasa jika dilakukan dengan kebiasaan setiap kita. Mari sejenak kita melihat, mana yang lebih mewakili bahwa sejarah dalam dunia ini adalah sejarah kekerasan atau sejarah ketidak mauan menerima kedamaian, inilah jaman yang harus kita lalui,namun ingatlah bahwa kekerasan akan selalu meleleh jika selalu menerimanya dengan suatu keiklasan untuk memaafkan dan mengampuni. Walau sebagian orang menggendong kebencian terhadap kita, bahkan sampai seakan tak satupun yang mengendong kebencian itu perduli akan keadaan kita. Sehingga seluruh waktunya hanya ada kebencian,namun tetaplah kita berdiri tegak untuk berprisaikan ketulusan yang selalu mau memaafkan agar kita keluar dari sebuah kebencian hidup ini. Ada banyak bawahan benci kepada atasan, ada karyawan yang benci kepada bossnya. Dengan bangga seorang karyawan atau bawahan menceritakan kejelekan atasan atau bossnya. Padahal seorang pemimpin pastilah dia akan memikirkan kita. Disebuah cerita film saya pernah melihat ketika sang jendral di tangkap dengan keadaan pingsan. Setelah jendral itu sadar dari pingsannya, hal yang pertama keluaar dari mulut sang jendral adalah ”dimana prajuritku”. Tanpa sepengatuhan prajuritnya seorang jendral bertanya di hadapan para musuhnya tentang keadaan semua prajuritnya. Dalam posisi yang mungkin kemaatian itu sudah di ambang pintu, seorang pemimpin masih memikirkan prajuritnya. Nah itulah yang sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan seorang pemimpin, yang tak pernah di ketahui oleh para bawaahannya. Kenapa masih banyak bahwahan itu tidak menyadari dan masih mengendong sebuah beban yang namanya KEBENCIAN... Ketika kita melihat keadaan dunia ini yang menyuguhkan banyak kengerian, kesedihan, ratapan, kertak gigi yang panjang dan permusuhan antar saudara. itu mencuat bagai kembang api yang meluncur keatas. Seakan kedamaian sudah pergi entah kemana, pintu ampun dan maaf tertutup rapat dan terkunci. Kenapa kita tak pernah iklas dan tulus untuk menerima hari ini dalam keadaan apapun kita. Para pembaca yang terkasih mari saya mengajak kepada semua pembaca, tutupilah hati kita dengan saling memaafkan, agar damai itu indah melantun dalam alunan musik kehidupan kita. Salam perubahan dari saya Mulyono Subroto, pembaca yang terkasih saya dapat memberikan pelayanan motivasi di perusahaan – perusahaan dan organisasi dengan menghubungi saya di 0380 8111788, juga pembaca bisa mendapatkan kata –kata motivasi dari saya di toko - toko buku seperti Kalam Hidup, Gramedia dan lain – lain atau add di facebook saya dengan alamat moel_kpng@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar