Senin, 23 September 2013

PERJUANGAN NYATA

PERJUANGAN NYATA Beberapa hari lalu seorang teman di Jakarta mengirim saya sebuah renungan yang sangat indah dan bersinggah dalam hati saya. Dan saya ingin sekali membagikannya, untuk para pembaca setia tulisan saya ini. Di kisahkan seorang anak di China ia baru berumur 10 tahun merupakan satu-satunya anak yang dari 1,4 milyar jumlah penduduk China. Menengabdi pada sang ayahnya, yang senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta mempunyai prilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati. Hidup dalam kemiskinan membuatnya harus bekerja keras untuk menghidupi ayahnya sebab sang ibu sudah pergi meninggalkannya. Secara umur ia adalah masih sangat terlalu kecil untuk memikul tanggung jawab yang berat ini, namun ia tetap berjuang. Ia bersekolah dengan berjalan kaki melewati hutan kecil. Karena tidak sarapan, diperjalanan itu ia makan daun-daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang ia mencoba memakan sejenis jamur atau rumput, sehingga ia tahu mana yang masih bisa diterima lidahnya dan mana yang tidak. Pulang sekolah, ia bekerja membelah batu-batu besar. Upah sebagai tukang batu digunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk ayahnya. Setiap hari ia menggendong ayahnya kekamar mandi, menyeka dan juga memandikan ayahnya. Ia membeli beras dan membuatkan bubur untuk makan ayahnya. Segala urusan ayahnya lainnya pun ia yang mengerjakannya sendirian. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat anak ini berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengobati sang ayah. Ia pun belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Ia mempelajari bagaimana seorang suster memberikan suntikan. Setelah merasa mampu, ia sendiri yang menyuntik ayahnya. Anak ini menerima penghargaan setelah ia berjuang selama beberapa tahun. Dalam peanugrahan ia ditanya oleh panitia apa yang ia inginkan untuk bisa hidup bahagia, apakah uang, ataukah apa saja, sebab di acara itu ada banyak pengusaha kaya. Anak ini hanya menjawab yang saya inginkan adalah ibu saya kembali bersama kami. Para pembaca yang bahagia dari cerita ini saya mendapatkan sebuah kekuatan baru. Dimana situasi bukan masalah untuk kita tetap berjuang menjalani hidup ini, hanya kemauan kitalah yang memberi kekuatan hingga kita bisa menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan ini. Sifat tidak pernah kompromi dengan keadaan inilah yang membuat saya ingin selalu berjuang untuk sebuah kebahagian walau nantinya hanya ingin mendapatkan sesuatu yang sederhana. Anak ini hanya ingin ibunya kembali bersama untuk melalui jalan cerita kehidupannya, tak mau lebih dari itu. Apakah tujuan hidup kita? Selain adalah kebahagiaan. Bahagia itu bukan masalah berapa banyak materi yang bisa kumpulkan, seberapa tinggi derat, sebarapa kedudukan yang bisa di kuasai, namun seberapa yang bisa kita rindukan untuk selalu bersama dengan orang yang kita cintai, kasihi dan sayangi. Banyak dengan mengumpulkan harta jarang berkumpul dengan keluarga, banyak mengejar derajat meniggalkan sahabatnya, banyak yang mengejar kedudukan meninggalkan orang yang selalu mencintainya. Dari sinilah saya sungguh sangat kagum akan anak kecil ini, yang memberi saya pelajaran yang sangat bearti untuk selalu memberikan yang terbaik buat orang orang sekitar kita yang kita cintai, yang kita kasihi dan yang kita sayangi. Berilah mereka kebahagian yang mereka butuhkan, teruslah berjuang walau kita tak pernah tahu hasil nantinya, sebab Tuhanlah yang tau apa yang layak kita terima nanti, untuk sebuah kebahagian yang nyata. Salam perubahan dari saya Mulyono Subroto, pembaca yang terkasih saya dapat memberikan pelayanan motivasi di perusahaan – perusahaan dan organisasi dengan menghubungi saya di 0380 8111788, juga pembaca bisa mendapatkan buku saya berjudul Mendaki Gunung Kesempatan di toko buku Gramdia dan toko buku Semangat Kuanino atau add di facebook saya dengan alamat mulyono soebroto.